Bahan-Baku-Baterai-Mobil-Listrik

Beberapa bahan baku baterai mobil listrik, salah satunya adalah nikel. Bagi yang penasaran dengan apa saja material yang terdapat maka, simak ini!

Mobil listrik kini semakin populer karena berbagai keunggulannya yang ramah lingkungan. Salah satu bagian paling krusial dari mobil listrik adalah baterainya.

Bahan baku baterai mobil elektrik memainkan peran penting dalam menentukan performa, daya tahan, serta keamanan kendaraan.

Keunggulan Mobil Listrik yang Menarik

Mobil elektrik punya banyak keunggulan yang bikin banyak orang tertarik. Pertama, ramah lingkungan karena nggak menghasilkan emisi gas buang.

Kedua, hemat energi karena menggunakan listrik yang bisa diisi ulang, beda dengan mobil berbahan bakar fosil.

Ketiga, biaya perawatan yang rendah berdasarkan alasan nggak perlu ganti oli atau perawatan mesin rumit.

Sisis lainnya, mobil elektrik lebih tenang saat dikendarai karena nggak ada suara mesin yang bising.

Ragam Bahan Baku Baterai Mobil Listrik Berdasarkan Jenisnya

Baterai mobil listrik punya peranan penting dalam menentukan seberapa jauh serta seberapa lama mobil mampu berjalan.

Setiap jenis baterai tentunya punya bahan baku berbeda, melalui kelebihan beserta kekurangannya masing-masing. Yuk, kenalan sama bahan penyusun baterai yang dipunyai mobil elektrik berdasarkan jenisnya:

  1. Baterai Ultra Capacitor

Baterai jenis tersebut menggunakan material yang bisa menyimpan energi dalam waktu singkat, dimana selanjutnya melepaskan energi dengan cepat.

Hal tersebut akan cocok banget buat aplikasi yang butuh tenaga besar dalam waktu singkat, kayak saat akselerasi mendadak.

Meski begitu, Ultra Capacitor belum bisa menggantikan baterai utama karena kapasitas penyimpanan energinya masih terbatas.

  1. Baterai Nickel-Metal Hydride (NiMH)

Baterai NiMH jadi pilihan cukup populer pada generasi awal pada mobil elektrik.

Bahan material baterai tersebut merupakan campuran nikel beserta logam lainnya yang dapat menyimpan energi dalam jumlah yang cukup.

Kelebihannya, jenis baterai tersebut lebih tahan lama dibanding jenis lainnya, meski performanya masih ada di bawah dari baterai lithium-ion.

  1. Baterai Solid-State

Terobosan terbaru pada dunia baterai kendaraan listrikm yakni penemuan baterai solid-state. Bahan penyusun baterai tersebut nggak menggunakan cairan elektrolit layanya baterai lain, melainkan padatan.

Hasilnya, baterai solid-state dinilai aman, nggak mudah panas, serta punya kapasitas dalam menyimpan energi yang lebih memuaskan.

Meski masih tahap pengembangan, banyak kalangan optimis kalau baterai jenis ini bakal jadi masa depan dari kendaraan listrik.

  1. Baterai Lithium-Ion (Li-ion)

Baterai Li-ion telah menjadi opsi utama buat kendaraan listrik modern. Bahan baku utamanya adalah lithium, logam ringan yang mempunyai kapasitas penyimpanan energi sangat tinggi.

Baterai jenis ini punya siklus hidup panjang, jadi nggak cepat rusak. Nggak heran kalau para produsen mobil elektrik sangat mengandalkan baterai Lithium.

  1. Baterai Lead-Acid

Baterai lead-acid bisa jadi terdengar jadul, tapi masih kerap digunakan pada sebagian mobil elektrik. Bahan bakunya terdiri dari timbal dan asam sulfat.

Keunggulannya ada pada harganya yang murah, namun dengan kemampuannya buat menyediakan tenaga dalam jumlah besar.

Meski begitu, baterai Lead Acid punya kelemahan, yaitu beratnya bisa bikin mobil jadi lebih berat, se;aim itu kapasitas penyimpanannya cukup rendah.

  1. Baterai Nickel-Cadmium

Baterai NiCd menggunakan bahan penyusun utama dari nikel dan cadmium. Keunggulan baterai jenis tersebut ada pada daya tahannya yang cukup kuat.

Sayangnya, bahan-baku cadmium tergolong beracun, jadi penggunaannya makin ditinggalkan. Meski begitu, baterai tersebut pernah populer pada awal perkembangan kendaraan listrik.

Kesimpulan

Bahan baku baterai mobil listrik memang beragam, dengan masing-masing jenis punya karakteristik unik. Pemilihan bahan baku yang tepat sangat penting buat menentukan performa dan daya tahan mobil elektrik. Memahami bahan baku baterai mobil listrik bisa membantu kita lebih bijak dalam memilih kendaraan yang ramah lingkungan sekaligus efisien.